Pertamina Tegaskan Komitmen Distribusi Arus Suplai BBM ke Bengkulu Aman

Pendahuluan

Arus suplai BBM di Bengkulu kembali menjadi sorotan publik setelah laporan antrean panjang di beberapa SPBU pada awal November 2025. Di tengah meningkatnya kebutuhan bahan bakar untuk sektor transportasi dan logistik, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjaga kelancaran distribusi dan ketersediaan stok BBM di wilayah Bengkulu.
Melalui optimalisasi jalur distribusi, pengawasan harian, dan koordinasi dengan pemerintah daerah, Pertamina berupaya memastikan arus suplai BBM Bengkulu tetap stabil meski menghadapi tantangan logistik di lapangan.

Baca Juga: SPBU Swasta BP AKR dan Vivo Sudah Beli BBM dari Pertamina


Latar Belakang Permasalahan

Arus Suplai BBM ke Bengkulu Aman, Pertamina Komit Jaga Distribusi

Kendala di Pelabuhan Pulau Baai

Masalah utama yang memicu ketidakseimbangan suplai BBM di Bengkulu adalah pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai. Kondisi tersebut membuat kapal pengangkut BBM berkapasitas besar tidak dapat bersandar secara maksimal, sehingga pengiriman dari terminal laut harus dibatasi.
Akibatnya, stok BBM yang seharusnya diterima secara rutin mengalami penundaan. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan keterbatasan fasilitas bongkar muat turut memperlambat proses distribusi. Situasi ini menimbulkan efek domino: pasokan ke SPBU melambat, antrean kendaraan meningkat, dan persepsi publik terhadap ketersediaan bahan bakar menjadi negatif.

Peran Terminal Penyangga

Sebagai langkah mitigasi, Pertamina Patra Niaga mengaktifkan jalur distribusi alternatif dari Fuel Terminal Lubuk Linggau di Sumatera Selatan dan Integrated Terminal Teluk Kabung di Sumatera Barat. BBM dikirim melalui moda transportasi darat menggunakan armada tangki tambahan yang menempuh jarak ratusan kilometer menuju Bengkulu.
Skema ini memang meningkatkan biaya logistik, tetapi terbukti menjaga kontinuitas pasokan BBM di tengah keterbatasan Pelabuhan Pulau Baai. Selain itu, Pertamina juga memperkuat koordinasi antar-terminal agar proses suplai tidak terhenti sama sekali.


Komitmen Pertamina Menjaga Pasokan

Optimalisasi Distribusi BBM

Dalam pernyataan resminya, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menegaskan bahwa perusahaan terus mengatur pola suplai secara adaptif. Stok di setiap SPBU dipantau secara real-time, dan distribusi dilakukan berdasarkan tingkat konsumsi harian agar tidak terjadi ketimpangan antar wilayah.
Pertamina juga menugaskan petugas marshall di SPBU untuk membantu mengurai antrean, menjaga ketertiban, dan memastikan penyaluran berjalan tertib. Masyarakat diimbau tidak melakukan panic buying karena stok bahan bakar jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax masih aman di seluruh provinsi.

Strategi Antisipasi & Koordinasi Daerah

Selain memperkuat pengiriman, Pertamina bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan aparat penegak hukum untuk mengawasi distribusi di lapangan. Pemerintah daerah ikut memonitor SPBU yang mengalami lonjakan permintaan mendadak agar distribusi tambahan segera dikirim.
Langkah ini menunjukkan komitmen Pertamina untuk tidak hanya fokus pada sisi suplai, tetapi juga menjaga keteraturan konsumsi agar tidak menimbulkan kelangkaan semu.


Situasi Lapangan & Fakta Terkini

Hasil pantauan media lokal pada 6–7 November 2025 memperlihatkan bahwa sebagian SPBU di Kota Bengkulu, Kepahiang, dan Mukomuko sempat mengalami antrean panjang hingga dua kilometer. Namun, kondisi tersebut mulai membaik pada 8 November 2025 setelah distribusi tambahan dari Terminal Lubuk Linggau tiba di beberapa titik strategis.
Beberapa SPBU bahkan melaporkan stok kembali normal dan waktu antrean berkurang drastis. Walau demikian, Pertamina tetap melakukan distribusi secara bertahap untuk menyesuaikan kebutuhan dan kapasitas penyimpanan SPBU di setiap wilayah.

Baca Juga: Cara Membuka Bisnis Franchise SPBU Pertamina untuk Calon Mitra


Dampak terhadap Masyarakat & Pelaku Usaha

Gangguan distribusi BBM di Bengkulu berdampak pada berbagai sektor. Pengendara pribadi dan angkutan umum menjadi pihak yang paling terdampak akibat waktu tunggu yang lebih lama di SPBU.
Bagi pelaku logistik, keterlambatan distribusi menyebabkan kenaikan biaya operasional karena kendaraan angkut harus menunggu pengisian lebih lama atau mencari SPBU di luar jalur utama. Di sisi lain, pelaku UMKM yang bergantung pada transportasi juga merasakan efek serupa.
Untuk mencegah dampak ekonomi yang lebih luas, Pertamina dan pemerintah daerah terus menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar membeli BBM sesuai kebutuhan dan tidak menimbun bahan bakar, karena hal tersebut dapat memperparah ketidakseimbangan stok.


Langkah Pemulihan & Proyeksi Ke Depan

Normalisasi Alur Logistik

Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama instansi terkait telah memulai proses pengerukan pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai. Pekerjaan ini ditargetkan rampung sebelum akhir kuartal I 2026 agar kapal pengangkut BBM bisa kembali beroperasi penuh.
Sambil menunggu proyek selesai, Pertamina tetap memaksimalkan jalur distribusi darat dari Lubuk Linggau dan Teluk Kabung. Upaya ini akan terus dilakukan agar pasokan tidak terganggu meski jalur laut belum optimal.

Inovasi & Digitalisasi Pengawasan

Ke depan, Pertamina berencana memperluas sistem digitalisasi rantai suplai melalui tracking sensor pada mobil tangki BBM. Sistem ini memungkinkan pemantauan posisi dan waktu pengiriman secara langsung, meminimalkan risiko keterlambatan atau penyimpangan.
Digitalisasi pengawasan juga memudahkan pihak regulator untuk mengontrol stok di SPBU dan menganalisis pola konsumsi harian, sehingga distribusi bisa lebih efisien dan transparan.


Analisis ANS-Station

Sebagai bagian dari ekosistem energi nasional, ANS-Station melihat langkah Pertamina dalam menjaga arus suplai BBM di Bengkulu sebagai contoh konkret ketahanan distribusi energi daerah. Tantangan logistik seperti pendangkalan pelabuhan merupakan faktor yang harus diantisipasi secara sistematis dengan koordinasi lintas pihak.
Dari perspektif bisnis, ANS-Station menilai model pengelolaan rantai pasok fleksibel seperti yang dilakukan Pertamina—melibatkan terminal penyangga, jalur alternatif, serta sistem monitoring real-time—merupakan standar yang sejalan dengan visi ANS-Station dalam memperkuat jaringan distribusi bahan bakar di seluruh Indonesia.
ANS-Station juga menekankan pentingnya kemitraan antara BUMN dan swasta dalam memperluas akses energi. Dengan kolaborasi yang baik, setiap daerah, termasuk wilayah non-metropolitan seperti Bengkulu, dapat memperoleh suplai BBM secara berkelanjutan tanpa mengorbankan efisiensi operasional.


Kesimpulan

Arus suplai BBM ke Bengkulu sempat mengalami gangguan akibat kendala teknis di Pelabuhan Pulau Baai. Namun, berkat langkah cepat Pertamina Patra Niaga, suplai kini berangsur stabil dengan dukungan distribusi darat dan koordinasi intensif bersama pemerintah daerah.
Komitmen Pertamina menjaga pasokan bukan sekadar janji, tetapi diwujudkan melalui monitoring stok SPBU, pengawasan distribusi, dan penerapan sistem logistik alternatif.
ANS-Station menilai upaya ini sebagai bukti nyata bahwa ketahanan energi daerah tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur, melainkan juga kesiapan strategi dan sinergi antar pihak.

Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta, stabilitas suplai BBM di Bengkulu diharapkan tetap aman hingga akhir tahun 2025, sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat rantai distribusi energi nasional.


FAQ

1. Mengapa Bengkulu sempat mengalami antrean BBM?
Karena pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai yang membatasi kapal BBM bersandar, sehingga distribusi dialihkan melalui jalur darat dari terminal penyangga.

2. Apa langkah Pertamina untuk mengatasi kendala suplai?
Pertamina menyalurkan BBM dari Lubuk Linggau dan Teluk Kabung, menugaskan petugas marshall di SPBU, serta memantau stok harian secara digital.

3. Apakah stok BBM di Bengkulu sudah kembali normal?
Per 8 November 2025, sebagian besar SPBU melaporkan stok kembali aman dengan waktu antrean jauh berkurang dibanding awal pekan.

4. Bagaimana peran ANS-Station dalam mendukung distribusi energi?
ANS-Station mendukung penguatan jaringan distribusi nasional dan mendorong sinergi antara BUMN dan mitra swasta untuk memastikan ketahanan suplai di seluruh daerah.

Content Protection by DMCA.com